Kambing (Capra aegagrus hircus), secara genetik berbeda dengan domba atau biri-biri (Ovis Linnaeus, Ovis aries). Ciri khas yang paling mudah membedakan kambing dengan domba adalah tanduknya. Tanduk kambing tumbuh mengarah ke atas, baru kemudian melengkung ke belakang. Sedangkan tanduk domba, tumbuh ke arah belakang, terus melengkung ke bawah membentuk lingkaran. Kambing jantan berjenggot, domba jantan tidak berjenggot. Namun di pasar, terlebih setelah ternak ini dipotong dan dipasarkan sebagai daging, masyarakat hanya mengenal nama kambing. Daging kambing dan daging domba, sama-sama disebut daging kambing.
Konsumen, tidak pernah menjumpai daging domba. Terlebih sate domba, gulai domba, sop domba, dan domba guling. Padahal, populasi domba di Indonesia, lebih banyak dibanding dengan kambing. Masyarakat Jawa Barat, lebih senang memelihara domba. Sedangkan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, menyukai domba maupun kambing. Hingga di Jawa Tengah, dikenal istilah wedhus gibas (kambing etawa), wedhus kacangan (kambing kecil, kambing biasa), dan wedhus gembel (domba, biri-biri). Bulu kambing lurus dan halus, sedangkan bulu domba keriting dan bergulung-gulung mirip awan. Awan panas di Gunung Merapi, Jawa Tengah, disebut “wedhus gembel”, karena bentuknya mirip bulu domba.
Kalau di Indonesia daging kambing dan domba dianggap sama, maka di pasar internasional, kambingnya sendiri disebut goat, sedangkan dagingnya chevon. Domba disebut sheep, dan dagingnya mutton atau lamb. Hingga masyarakat tidak bingung memilih, mana yang daging kambing dan mana yang domba. Perbedaan antara kambing dengan domba juga terdapat pada pakannya. Domba lebih menyenangi rumput, sedangkan kambing mau makan daun-daunan. Sebab habitat nenek moyang kambing berupa pegunungan gunung yang banyak perdu serta pepohonannya. Habitat nenekmoyang domba adalah lembah pegunungan yang kaya rumput.
0 komentar:
Posting Komentar